Jalan-jalan ke candi jiwa

00.38.00


Tepat tanggal 25 desember di hari minggu kemarin saya dan keluarga mengadakan acara jalan-jalan ke candi jiwa. Candi jiwa bersebelahan dengan candi blandongan yang berada di kawasan situs batujaya, desa segaran, kecamatan batujaya kabupaten karawang, jawa barat.

Candi jiwa dan candi blandongan merupakan dua dari sebelas candi yang merupakan peninggalan sejarah di kawasan situs batujaya. Pada jaman dahulu kawasan ini adalah danau dan candi-candi ini berdiri dipinggir danau. Tetapi sekarang telah menjadi areal persawahan dan candi yang ada telah terkubur dan membentuk gundukan tanah yang disebut unur.

Dari rumah kami berangkat hanya bertiga saja, kami belum pernah kesana tetapi dengan banyak bertanya di jalan dan di bantu aplikasi GPS mudah-mudahan bisa sampai tujuan. Patokan awal kami yaitu pasar rengasdengklok, dari rumah kami berangkat sekitar pukul 11 siang dan sampai di pasar rengasdengklok setengah jam kemudian. Karena perut terasa lapar maka kami mampir dulu untuk makan di warung padang di pasar rengasdengklok. Setelah perut kenyang maka perjalanan pun dilanjutkan.

Ternyata kami tidak perlu banyak bertanya karena ketika sampai pertigaan dijembatan irigasi dipasar rengasdengklok terdapat plang petunjuk jalan menuju candi jiwa atau kawasan situs batujaya.






Entah mana yang benar, terdapat dua plang, yang satu bertuliskan jarak 20 km, yang satu lagi 23 km. Hmmm...gapapa deh, beda dikit lah.. tapi saya sudah bisa memperkirakan waktu yang harus ditempuh untuk sampai kesana. Bila berkendara dengan kecepatan 60 km/jam maka waktu yang dibutuhkan sampai ke candi jiwa adalah 20 menit saja.

Disepanjang jalan pun ada beberapa plang petunjuk arah kecandi jiwa dengan tulisan jaraknya. Tidak begitu sulit ternyata karena jalan yang dilalui tidak berbelok-belok, yang kami lakukan hanyalah menyusuri jalan yang berada di sepanjang irigasi ini.




Tidak berapa lama kami pun sampai di pasar batujaya. Kami istirahat sejenak di warung pinggir jalan. Saya dan keluarga pun memesan minuman dan makanan ringan sambil ngobrol dengan sang pemilik warung.




Pemilik warung mengatakan kalau candi jiwa jaraknya sudah dekat hanya sekitar 300 meteran dari pasar batujaya. "Mas tinggal terus aja ngikutin jalan ini dan kalau di seberang ada gapura nanti belok ke kanan saja", kata bapak pemilik warung itu. Setelah mengucapkan terimakasih, kami pun kemudian melanjutkan perjalanan.

Setelah beberapa saat diperjalanan, ternyata benar apa yang dikatakan bapak pemilik warung itu. Diseberang jalan terdapat gapura dan kami berbelok masuk ke arah jalan yang terdapat gapura tadi.




Hanya sekitar 100 meteran terdapat plang petunjuk lagi ke candi jiwa. Lega rasanya karena ternyata sudah dekat ke tujuan.




Akhirnya sampai juga kami di tempat parkir kawasan candi jiwa. Tiket masuk yang dibeli cukup murah, hanya 5000 rupiah saja. Setelah parkir kendaraan lalu kami berjalan menuju ke candi jiwa.




Ada dua candi di tengah areal persawahan itu, yaitu candi jiwa dan candi blandongan. Jalan setapak menuju ke kedua candi itu telah di beton memotong areal persawahan disekitar candi. Yang pertama di jumpai adalah candi jiwa. Candi yang berbentuk persegi empat ini ternyata hanya bagian dari kaki candi yang utuh dan bisa diselamatkan. Bangunan candi tidak terbuat dari batu melainkan dari susunan lempengan batu bata.










Menurut yang saya baca dinamakan candi jiwa itu karena dulunya gundukan tanah atau unur yang didalamnya terdapat candi itu diyakini memiliki "jiwa", ada unsur misteri disitu sebab beberapa kali kambing yang diikat diatas gundukan tanah itu akan mati. Bahkan ada yang mengatakan kalau candi jiwa itu merupakan satu dari tujuh tempat angker yang ada di karawang .

Saat itu ketika kami berada di candi memang tengah hari bolong sehingga pengunjung yang datang pun tidak terlalu banyak. Kami pun turun ke bawah karena posisi candi berada sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah sekitar candi. Disitu tidak ada petugasnya hanya ada tulisan dilarang untuk naik keatas candi. Setelah ber photo ria dan istirahat dibawah pohon area candi jiwa lalu kami pun melanjutkan menuju ke candi blandongan yang hanya berjarak 100 meteran.

Tiba di candi blandongan terlihat bahwa sedang ada renovasi di area sekitar candi. Ada beberapa tiang lampu taman yang masih baru yang masih terbungkus plastik. Berbeda dengan candi jiwa, di candi ini pengunjung tidak boleh turun kebawah area candi karena sedang ada perbaikan.






Saya kagum dengan arsitektur candi blandongan ini, karena banyak variasi susunan batu bata yang terlihat indah, ini menandakan bahwa orang jaman dahulu juga cerdas dan mengerti tentang tehnik seni arsitektur. Candi blandongan ini merupakan candi tertua di indonesia. Sayang sekali candi ini hanya bagian kakinya saja yang utuh seperti candi jiwa ditambah dengan sedikit bagian badan candi. Menurut artefak yang banyak ditemukan disekitar candi bahwa artefak tersebut telah ada sejak abad ke 2 masehi berarti berumur sekitar 1800 tahun yang lalu. Berdasarkan analogi bentuk bangunan dan artefak yang ditemukan bahwa candi blandongan berasal dari periode kerajaan tarumanegara. 

Berikut photo candi blandongan ketika pertama kali ditemukan hingga saat ini.


Berada di bawah gundukan tanah (unur) ketika pertama kali ditemukan.


Unur pada tahun 1999 .


Penggalian tahun 2002.


Pemugaran pada tahun 2004.


Pemugaran pada tahun 2005.


Hasil pengecoran selasar tahun 2010.

Berikut ini beberapa temuan penting di candi blandongan :
1. Amulet atau materai.
Amulet adalah tanda-tanda ziarah pada saat seseorang mengunjungi tempat suci dan dipakai sebagai pelepas nazar ataupun penolak bala.



2. Fragmen emas .



3. Manik-manik .



4. Temuan kerangka manusia .



5. Gerabah motif .



6. Bekal kubur .



Informasi diatas saya dapat dari mading yang ditempel pada tembok bangunan disekitar candi blandongan. Hmmm..memang Sebuah peninggalan sejarah yang sangat tua yang harus di jaga oleh warga karawang khususnya pemerintah daerah setempat.

Waktu menunjukan pukul 3 sore, saatnya kami pulang. Terlihat pengunjung bertambah banyak ketika sore hari ketika kami menuju tempat parkir. Sebuah pengalaman yang berkesan dan berbeda ketika mengunjungi candi jiwa dan candi blandongan di situs batujaya ini. Bisa menambah wawasan bagi saya dan keluarga. Mungkin lain waktu kami akan jalan-jalan lagi ke candi jiwa untuk berkunjung.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Saya sangat mengharapkan komentar dari pembaca artikel ini untuk kemajuan blog ini. Berkomentarlah sesuai isi artikel dan bukan spam. EmoticonEmoticon